Deskripsi
Sindrom Brugada adalah gangguan irama jantung akibat kelainan genetik. Sindrom Brugada sering kali tidak memunculkan gejala, tetapi dapat membuat penderitanya mengalami henti jantung mendadak. Irama jantung yang tidak teratur akan membuat jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal. Walaupun sering kali tidak menimbulkan keluhan, sebagian penderita sindrom Brugada dapat merasakan keluhan jantung berdebar dan sesak napas.
Gejala
Sindrom Brugada sering kali tidak memunculkan gejala apapun. Namun pada beberapa penderita, sindrom Brugada dapat menunjukkan gejala yang tidak jauh berbeda dengan gangguan irama jantung lain, seperti. (1) Pusing (2) Pingsan (3) Nyeri dada(4) Jantung berdebar (5) Sesak napas (6) Kejang
Penyebab
Munculnya gejala Sindrom Brugada juga diduga dapat dipicu dan diperburuk oleh kondisi berikut. (1) Gangguan elektrolit. (2) Efek samping obat, seperti obat antiaritmia, obat hipertensi, dan obat antidepresan. (3) Penyalahgunaan kokain. (4) Demam.
Faktor Risiko
Sindrom Brugada terjadi akibat perubahan atau mutasi pada satu atau beberapa gen yang berperan menjaga irama jantung agar tetap normal. Gen yang bermutasi tersebut diturunkan dari salah satu orang tua. Kondisi ini lebih sering dialami oleh laki-laki dibandingkan perempuan
Diagnosis
dokter akan menanyakan gejala yang muncul, dan apakah ada keluarga pasien yang mengalami kondisi serupa. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mendengarkan detak dan irama jantung melalui stetoskop, serta beberapa pemeriksaan berikut. (1) Rekam jantung atau elektrokardiogram (EKG), yang dapat dibantu dengan obat-obatan. (2) Kateterisasi jantung, untuk memeriksa irama jantung. (3) Pemeriksaan gen, untuk mengetahui adanya mutasi genetik.
Pengobatan
Metode utama pengobatan sindrom Brugada adalah implan alat kejut jantung otomatis (ICD) di bawah tulang selangka. Perangkat ini dihubungkan ke jantung melalui pembuluh darah, untuk memonitor detak jantung. Jika detak jantung tidak normal, ICD akan mengirim sinyal kejut agar detak jantung kembali normal. Perlu diketahui, ICD dapat mengirimkan sinyal kejut meski detak jantung pasien sedang dalam kondisi normal. Untuk mengurangi risiko terjadinya hal tersebut, pasien perlu melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin.
Komplikasi
–
Pencegahan
–