Deskripsi
Abses otak atau abses serebri adalah penumpukan nanah akibat infeksi otak. Kondisi ini bisa menyebabkan pembengkakan pada otak. Abses otak sering disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur di otak yang dipicu oleh cedera kepala atau infeksi di jaringan tubuh lain yang menyebar ke otak.
Gejala
Gejala abses otak bisa beragam tergantung pada ukuran dan lokasi abses. Ada beberapa gejala abses otak diantaranya (1) Sakit kepala yang terus menerus. (2) Demam. (3) Muntah. (4) Kejang. (5) Leher terasa kaku. (6) Gangguan fungsi saraf seperti kelemahan otot atau kelumpuhan dan bicara cadel. (7) Perubahan perilaku seperti gelisah atau linglung. (8) Gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda dan kabur atau buram.
Penyebab
Pnyebab utama abses otak ialah adanya infeksi bakteri atau jamur pada jaringan otak. jenis bakteri yang menyebabkan penumpukan nanah di otak berasal dari golongan (1) Bacteriodes. (2) Streptococcus. (3) Staphylococcus atau enterobacter. Sedangkan jenis pantogen lainnya yang sering menyebabkan terbentuknya abses otak ialah jamur aspergilus atau parasit toxoplasma gondi.
Faktor Risiko
Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya abses otak diantaranya (1) Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat menderita HIV/AIDS atau menggunakan obat imunosupresan. (2) Mengalami infeksi pada bagian telinga atau meningitis. (3) Menderita cedera kepala dan patah tulang tengkorak atau pernah menjalani operasi pada kepala. (4) Menderita infeksi paru, infeksi kulit ataupun yang lainnya. (5) Menderita penyakit jantung baawaan atau kelainan pada pembuluh darah paru.
Diagnosis
Dokter akan melakkan tanya jawab seputar riwayat penyakit serta kesehatan pasien. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh termasuk pemeriksaan saraf. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti (1) Tes darah untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi dari kadar dan jumlah sel-sel darah. (2) Pemindaian seperti contgen dan CT scan atau MRI untuk mengetahui lokasi dan ukuran abses otak. (3) Lumbal pungsi untuk mengidentifikasi pantogen termasuk jenis bakteri abses otak. (4) Biopsi untuk mengidentifikasi perubahan sel dan jaringan yang ada di otak serta mengetahui patogen penyebab abses otak. (5) Pemeriksaan kultur darah untuk mencari bakteri atau jamur yang menyebabkan abses otak. (6) Electroencephalogram untuk mengetahui aktivitas kelistrikan pada otak terutama pada pasien abses otak yang mengalami kejang berulang
Pengobatan
Pengobatan abses otak akan tergantung oleh ukuran dan jenis bakteri atau kuman pantogen. Pengobatan abses otak juga dilakukan untuk meredakan keluhan dan gejala serta mencegah komplikasi. Ada beberapa pengobatan yang akan dilakukan doker untuk menangani abses otak yaitu (1) Obat-obatan untuk mengurangi keluhan dan gejala yang dialami oleh pasien seperti steroid dan antibiotik atau antijamur. (2) Operasi yang dilakukan bila ukuran abses lebih dari 2cm atau jika abses berisiko untuk pecah dan merusak jaringan otak sekitarnya.
Komplikasi
Abses otak berpotensi menyebabkan sejumlah komplikasi diantaranya (1) Abses kambuh kembali. (2) Kerusakan jaringan otak. (3) Epilepsi. (4) Meningitis. (5) Sinusitis. (6) Mastoiditis atau infeksi tulang belakang telinga.
Pencegahan
Bberapa cara untuk mencegah abses otak diantaranya (1) Melakukan pemeriksaan dan pengobatan sampai tuntas jika memiliki penyakit infeksi. (2) Menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut termasuk periksa ke dokter secara rutin (3) Menggunakan alat pengaman seperti helm atau pelindung kepala sat bekerja. (4) Menjalani gaya hidup sehat seperti berhenti merokok dan berolahraga secara rutin. (5) Tidak mengkonsumsi obar-obatan secara sembarangan.